Sabtu, 28 Mei 2016

BERJALAN DALAM KEHENDAK ALLAH, ITULAH BERHIKMAT

ITULAH BERHIKMAT
Amsal 3 : 16 – 26

Kebahagiaan yang sejati, sebab kebahagiaan itu mencakup dan sama dengan segala sesuatu yang dapat menyenangkan manusia (ay. 16-17, Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. 17 Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata). Bersangkutpaut dengan jaminan kebahagiaan dalam Amsal ini, kita bertanya begini:

(1) Apakah umur panjang merupakan sebuah berkat? Ya, berkat yang paling berharga. Hidup ini mencakup semua hal yang baik, dan karena itulah hikmat menawarkannya dengan tangan kanannya. Agama mengajari kita cara-cara terbaik untuk memiliki umur panjang dan melayakkan kita untuk menerima janji itu. Sekalipun jumlah hari kita di dunia ini sama dengan hari-hari yang dimiliki orang lain, tetapi agama akan menjamin kehidupan yang kekal di dunia yang lebih baik lagi nanti.

(2) Apakah kekayaan dan kehormatan merupakan berkat juga? Begitulah, dan karena itulah hikmat mengulurkannya dengan tangan kirinya. Sebab, sebagaimana dia siap untuk merengkuh orang-orang yang tunduk kepadanya dengan kedua tangannya, demikianlah pula dia siap untuk memberkati mereka dengan kedua tangannya itu. Mereka akan memiliki kekayaan dunia ini, sejauh yang dipandang baik oleh Sang Hikmat Tidak Terbatas. Sementara itu, kekayaan sejati yang membuat mereka kaya di hadapan Allah, disimpan baik-baik bagi mereka. Tidak ada kehormatan, baik yang diperoleh melalui kelahiran ataupun kedudukan, yang dapat menandingi kehormatan rohani, sebab kehormatan itu membuat orang benar lebih cemerlang daripada orang-orang lain di sekeliling mereka. Kehormatan itu juga menjadikan mereka baik di hadapan Allah, menimbulkan rasa hormat dan kekaguman dari orang-orang saleh lainnya di dunia ini, dan di dunia yang akan datang akan membuat segala hal yang kini tersembunyi menjadi bersinar terang bagaikan mentari.


(3) Apakah kesenangan itu merupakan sesuatu yang paling diinginkan? Benar begitu, dan kesalehan sejati pastinya mengandung kesenangan sejati terbesar. Jalannya adalah jalan penuh bahagia. Kita akan mendapati jalan-jalan yang ia tunjukkan untuk kita jalani penuh dengan kesenangan dan kepuasan. Segala kenikmatan dan hiburan lahiriah tidaklah sanggup menandingi kesenangan yang dimiliki oleh jiwa-jiwa yang penuh anugerah yang mereka dapatkan melalui persekutuan dengan Allah dan melakukan yang baik. Kita wajib menjalani satu-satunya jalan benar yang akan memimpin kita kepada tujuan akhir hidup kita, suka ataupun tidak, menyenangkan ataupun tidak. Walaupun begitu, jalan agama bukan saja jalan yang benar, tetapi juga jalan yang menyenangkan. Jalan itu mulus dan bersih, dihiasi bunga-bunga yang indah: segala jalannya sejahtera semata-mata. Damai sejahtera tidak saja menanti di akhir perjalanan, tetapi di sepanjang jalan. Bukan saja dalam jalan agama secara umum, tetapi dalam setiap jalan kecil di dalamnya, dalam segala jalan setapaknya, segenap tindakan, contoh dan kewajiban di dalamnya. Yang satu tidak lantas memahitkan apa yang telah dimaniskan oleh yang lainnya, sebagaimana yang biasa terjadi dalam hal-hal di dunia ini. Sebaliknya, semuanya adalah damai sejahtera, yang tidak hanya manis, tetapi juga aman. Para orang kudus memasuki damai sejahtera sorgawi ini, dan menikmatinya di  masa kini.

Selanjutnya, Firman Tuhan selalu mengingatkan kita tentang pentingnya hikmat. Hikmat lebih berharga daripada perak, emas dan permata (ayat 14-15). Hikmat memberikan kita kedamaian sehingga kita dapat tidur dengan nyenyak (ayat 24). Firman Tuhan juga mengaitkan hikmat dengan penyertaan dan penjagaan Tuhan (ayat 25-26).


Dengan kata lain, hikmat yang dimaksudkan di sini bukanlah hikmat manusiawi yang lepas dari jalur kehendak Allah. Hikmat bukanlah kecerdikan akal manusia yang mungkin bisa membebaskan kita dari masalah; sebaliknya, kadang hikmat membawa kita masuk ke dalam masalah namun kita tahu, bahwa itulah kehendak Allah. Hikmat memberi kita ketenangan sebab kita yakin bahwa kita berada dalam kehendak Allah. Secerdik apa pun akal kita dan seberapa besar pun keberhasilan kita lolos dari masalah, jika itu bukan jalan Tuhan, itu bukan hikmat dan di dalamnya tidak akan kita jumpai sentosa. Kalau begitu, Tempat yang paling aman di dunia adalah di tengah kehendak Allah. Berjalan dalam kehendak Allah sama dengan berhikmat ~~~Amin!

0 komentar:

Posting Komentar