Sabtu, 09 April 2016

ORANG KAYA dan PEMBUAT SEPATU

Ada cerita tentang seorang pembuat sepatu yang miskin tetapi selalu riang gembira. Dia begitu bahagia sehingga dia menyanyi dari pagi sampai malam. Dari luar jendela anak-anak biasanya mendengar dia menyanyi.

Di sebelah rumahnya tinggal seorang yang amat kaya. Sepanjang malam, orang kaya itu menghitung uangnya, dan Baru pergi tidur pada pagi hari. Ia merasa sangat terganggu oleh nyanyian pembuat sepatu itu. Suatu hari dia berpikir bagaimana dia bisa membuat pembuat sepatu itu berhenti bernyanyi.

Suatu hari dia mengundang pembuat sepatu itu ke rumahnya. Betapa kaget­nya pembuat sepatu itu ketika orang kaya itu memberinya satu tas kecil yang penuh dengan uang emas. Ketika tukang sepatu itu pulang ke rumah, dia membu­ka tas kecil itu. Sepanjang hidupnya dia tidak pernah melihat uang begitu banyak. Dia menghitung semuanya dengan hati-hati, dan anak-anak melihat dia. Uang itu begitu banyak sehingga pembuat sepatu itu takut kehilangan uang hadiah itu. Karena itu, dia membawa uang itu ke tempat tidur pada malam hari. Tapi di tempat tidur itu dia tidak bisa tidur karena memikirkan uang itu.

Maka dia bangun dan meletakkan tas uang itu ke loteng rumahnya. Tapi kemudian dia khawatir bahwa tas itu tidak akan aman di sana. Jadi pada hari berikutnya dia membawa uang itu ke bawah lagi.

Kemudian dia berpikir untuk menyembunyikannya di tempat perapian. “Tapi lebih baik saya letakkan di kandang ayam. Tak seorang pun akan men­carinya di sana,” pikirnya. Tapi dia masih khawatir tentang uang itu, maka dia menggali lubang yang dalam di kebun dan menyembunyikan uang itu di sana. Dia begitu sibuk de­ngan uang itu sehingga tidak lagi sempat membuat sepatu. Dia juga tidak per­nah menyanyi lagi. Dia begitu gelisah dan tidak bisa menulis sedikit pun. Hal yang paling menyedihkan dia adalah bahwa anak-anak tidak datang lagi untuk mengunjunginya.

Akhirnya pembuat sepatu itu merasa sangat tidak bahagia sehingga dia menggali kembali lubang itu untuk mengambil uangnya, lalu dengan terburu­-buru kembali ke tetangganya sambil membawa uang itu. “Ambillah kembali uang ini,” katanya. “Kekhawatiran tentang uang ini membuat saya sakit, dan teman-teman saya tidak lagi mengunjungi saya. Lebih baik saya menjadi pembu­at sepatu seperti dahulu.”

Sejak itu pembuat sepatu itu hidup bahagia lagi seperti sebelumnya dan dia menyanyi dan bekerja sepanjang hari.


[~~~~~~~~Tuhan Yesus memberkati~~~~~~~~]


Sumber: Warta Jemaat Cetak JMO Edisi Minggu 10 April 2016

0 komentar:

Posting Komentar