Sabtu, 30 April 2016

JANGAN MELUPAKAN TUHAN

Ulangan 8 : 1 – 18

SETELAH Kristofani (penampakan Yesus Kristus) pada hari Kamis 5 Mei 2016 kita memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga. Ia kembali untuk menyiapkan tempat bagi kita, agar kelak kita bersamaNya. Selama Ia bersama kita secara fisik sudah  banyak yang Ia ajarkan untuk dituruti sebagai tanda syukur atas karya penyelamatan yang telah disudahiNya.

Salah satu ajaranNya yang masih dilanjutkan gereja yaitu setiap hari Minggu, di berbagai gereja orang mengucapkan Doa Bapa Kami. Di dalam doa itu ada sebaris kalimat yang berbunyi: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya" (Matius 6:11). Lalu selama hari  Senin sampai Sabtu  kebanyakan orang bekerja dan mencari uang untuk membeli makanan. Kalau kita jujur, maka diam-diam, terkadang kita merasa tidak perlu  berterima kasih, dengan berkata, "Allah, kami membeli sendiri semuanya ini, jadi kami tak perlu berterima kasih kepada-Mu." Perilaku itu mari kita sibak dalam Ulangan 8 ini.

Bangsa Israel mendapatkan anugerah/pemberian yang rasanya mustahil yaitu: Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Lalu Dia membawa mereka mengembara di padang gurun selama empat puluh tahun. Bagi bangsa Israel padang gurun adalah tempat transisi menuju Tanah Perjanjian, sekaligus tempat latihan perang prajurit-prajurit Tuhan.  Sebelum memasuki Tanah Perjanjian, yang penuh berkat, berlimpah susu dan madu, Tuhan membawa mereka ke padang gurun untuk mempersiapkan umatNya menjadi pribadi-pribadi tangguh dan berkualitas, sehingga pada saatnya mereka menjadi prajurit Tuhan yang siap terjun ke medan peperangan di Tanah Perjanjian. Selain itu padang gurun pun mendidik mereka untuk  merendahkan hati mereka dan membuat mereka berpegang pada perintah-Nya (ay. 2, "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak).

Pada akhirnya Tuhan membawa mereka untuk masuk ke tanah perjanjian yang penuh dengan kelimpahan (ay. 7-10). Tuhan tahu, selalu ada kecenderungan melupakan diri-Nya saat bangsa Israel hidup dalam kenyamanan, kemapanan dan kelancaran. Oleh karena itu, Dia perlu memperingatkan mereka (ay.11, Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. Lihat juga ayat 12-13). Melupakan Tuhan bukan hanya tidak lagi mengakui keberadaan-Nya, tetapi juga berarti tidak lagi hidup menurut perintah-Nya dan menjadi tinggi hati dengan menganggap segala yang mereka peroleh sebagai hasil kerja keras mereka (ay. 12, 14).

Betapa mudahnya memuji diri sendiri yang seolah telah mengusahakan hal-hal yang kita perlukan, sampai akhirnya kita jatuh tersungkur karena mengalami kekurangan. Dalam Ulangan 8:3, Tuhan mengingatkan bangsa Israel akan masa kelaparan yang mereka derita di padang gurun dan manna yang Dia berikan setiap hari agar mereka bertahan hidup. Melalui pemeliharaan-Nya yang menakjubkan ini Allah membuktikan bahwa Dialah sumber kehidupan dan pemelihara mereka. Dia ingin mereka ingat bahwa yang memampukan mereka untuk memperoleh kekayaan adalah kuasa Allah, bukan kekuatan mereka saja (ayat 17-18).

Penulis Os Guiness menganjurkan agar dalam membangun kehidupan rohani, kita perlu membuat daftar tentang kebaikan Allah dan bersyukur kepada-Nya setiap hari atas sukacita yang tak terhitung jumlahnya. Hal ini dapat membantu kita untuk tidak bergantung pada kekuatan diri sendiri. Kemudian dengan tulus kita dapat berdoa kepada Bapa, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." dengan iman yang teguh kepada-Nya~~~Amin!


Oleh: Pdt. Emr. M. Jack Karmani, S.Th
Sumber: Warta Jemaat Cetak JMO Edisi 1 Mei 2016

0 komentar:

Posting Komentar